Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, kita dapat menyelesaikan dokumen ini mengenai pengolahan sampah di desa. Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kami mengangkat topik ini sebagai salah satu aspek penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup kita, terutama di tingkat desa.
Pengolahan sampah merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat desa di berbagai belahan dunia. Meski sering dianggap sebagai masalah yang hanya memerlukan solusi teknis, pengelolaan sampah juga memerlukan pendekatan yang holistik dan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dalam konteks desa, tantangan ini kian kompleks karena keterbatasan sumber daya, infrastruktur, serta tingkat kesadaran masyarakat yang berbeda-beda.
Dokumen ini disusun untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai metode-metode pengolahan sampah yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan desa. Kami berharap bahwa informasi ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta warga desa itu sendiri.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Semoga informasi yang disajikan dapat memberikan manfaat yang besar dan mendorong terciptanya solusi pengelolaan sampah yang efektif di desa kita.
Hanggar, untuk kegiatan penerimaan, pemilahan, pengolahan (organik-anorganik), pengemasan
Gudang, untuk menyimpan kompos dan sampah anorganik ekonomis, serta residu 3. Kantor, Pengelola, Bank Sampah Induk, Gedung Magot
Pengumpulan sampah → gerobak sampah ( 4 Unit) dan motor Roda Tiga ( 4 Unit), dan mobil sampah ( 1 Unit)
Pemilahan sampah → mesin pilah ( 2 Unit) dan conveyor ( 2 Unit)
Pengolahan sampah Organik → pengomposan atau BSF, mesin pencacah sampah organik ( 5 Unit), mesin pengayak kompos
Pengolahan sampah anorganik → Mesin Pencacah Plastik gelas Aqua ( 3 Unit), Mesin Pencacah Plastik Residu ( 1 Unit) mesin press plastik ( 1 Unit) dan alat Pembuat konblok dari plastik (1 Unit)
Di era modern, persoalan sampah menjadi tantangan besar hampir di setiap daerah. Namun, Desa Ciawigajah, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, membuktikan bahwa sampah bukan lagi masalah—melainkan berkah. Melalui TPS3R Samber (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle), masyarakat berhasil mengubah tumpukan sampah menjadi peluang ekonomi, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
TPS3R adalah sistem pengelolaan sampah berbasis prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle. Di sini, sampah tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga dipilah, diolah, bahkan didaur ulang agar memberi manfaat. TPS3R Samber dilengkapi dengan berbagai sarana modern, mulai dari mesin pilah, mesin pencacah organik dan plastik, hingga alat pembuat konblok dari limbah plastik.
Jumlah pelanggan: 690 (rumah tangga, kost, toko)
Sampah terangkut: ±2,3 ton per hari
Kompos yang dihasilkan: 6–8 ton per bulan
Maggot BSF (Black Soldier Fly): 350 kg per bulan
Residu: 0,8 ton per hari (dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk industri semen)
Pengolahan sampah dilakukan secara detail: organik diubah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak, anorganik dijual ke pengepul, sementara residu diolah agar tetap bermanfaat.
Dari proses pengolahan tersebut, TPS3R Samber berhasil menghadirkan produk-produk inovatif, di antaranya:
Pupuk kompos organik
Pupuk organik cair
Produk kerajinan (tas & tikar dari plastik bekas)
Produk-produk ini tidak hanya membantu masyarakat, tapi juga membuka peluang usaha baru bagi warga sekitar.
Selain berdampak pada kebersihan lingkungan, TPS3R Samber juga memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat, seperti:
Menyerap tenaga kerja lokal
Mendukung ketahanan pangan melalui pupuk kompos dan maggot
Memberikan tambahan pendapatan melalui penjualan hasil daur ulang
Mengedukasi masyarakat, sekolah, hingga mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan sampah
Tak heran, TPS3R Samber berhasil meraih Juara 1 Lomba Lingkungan Bersih Sehat Jawa Barat dan Juara 1 Lomba TPS3R Kabupaten Cirebon.
Kesuksesan TPS3R Samber juga ditopang kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Desa, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, lembaga pendidikan (UGJ, IAIN, UMC, SMA/SMK), hingga komunitas masyarakat. Kolaborasi ini membuat pengelolaan sampah semakin berkelanjutan.
Kisah TPS3R Samber Ciawigajah adalah bukti nyata bahwa dengan komitmen, inovasi, dan kerja sama, sampah bisa menjadi berkah. Bukan hanya menciptakan lingkungan bersih, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.
? Bayangkan, jika setiap desa memiliki sistem pengelolaan sampah seperti ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang tangguh dalam pengelolaan lingkungan sekaligus mandiri dalam ekonomi sirkular.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Unduh Lampiran:
Pengelolaan Sampah Berbasis TPS3R Samber Ciawigajah1